Kekuasaan, wewenang, dan kepemimpinan sangat berkaitan dengan suatu
keahlian tertentu dalam pengaturan-pengaturan kehidupan suatu masyarakat. Hal
ini menarik perhatian para ahli sosial terutama karena fungsi dan peranan-peranan
serta kedudukan seseorang dalam kemampuan mengatur hidup sejumlah manusia. Dari
masyarakat masih bersifat sederhana hingga kompleks seperti zaman sekarang ini,
perbincangan tentang kekuasaan, wewenang, dan kepemimpinan semakin mengemuka
karena pengaturan yang dilakukan semakin rumit dan semakin membutuhkan keahlian
dari seseorang untuk menjalankan pengaturan tersebut.
A. KEKUASAAN
Kekuasaan (authority) adalah kemampuan untuk
memerintah dan memberi keputusan yang baik secara langsung maupun tidak
mempengaruhi tindakan-tindakan pihak lainnya. Melihat sifat ilmu sosial yang
tidak etis-normatif maka kekuasaan memiliki pengertian yang netral untuk
melihat baik dan buruknya perlu dilihat penggunaannya bagi keperluan
masyarakat.
Kekuasaan mempunyai peranan yang dapat menentukan nasib
berjuta-juat manusia. Oleh karena itu, kekuasaan (power) sangat menarik
perhatian para ahli ilmu pengetahuan kemasyarakatan. Adanya wewenang maupun
kekuasaan merupakan suatu pengaruh yang nyata atau potensial. Mengenai pengaruh
tersebut, lazimnya diadakan perbedaan, sebagai berikut:
1) Pengaruh bebas yang didasarkan
pada komunikasi dan bersifat persuasif.
2) Pengaruh tergantung atau tidak
bebas menjadi aktif yang terbagi menjadi dua ha, yaitu:
a. Pihak yang berpengaruh
membantu pihak yang dipengaruhi untuk mencapai tujuannya.
b. Pihak yang berpengaruh
mempunyai pengaruh di dalam kemampuan.
A.1. HAKIKAT KEKUASAAN DAN SUMBERNYA
Kekuasaan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi
orang-orang lain. Melalui pemahaman tersebut, di manapun juga manusia berada
dan bermasyarakat, fenomena kekuasaan, dalam bentuk yang bermacam-macam, pasti
dimiliki oleh masyarakat tersebut. Max Weber (1946, dalam Soekanto, 2003:268)
mengatakan, kekuasaan adalah kesempatan seseorang atau sekelompok orang untuk
menyadarkan masyarakat akan kemauan-kemauan sendiri, dengan sekaligus
menerapkannya terhadap tindakan-tindakan perlawanan dari orang-orang atau
golongan-golongan tertentu.
Kekuasaan memiliki berbagai macam bentuk dan sumber untuk
mendapatkannya. Sumber-sumber-sumber kekuasaan diantaranya adalah hak milik
kebendaan dan kedudukan. Birokrasi pun merupakan salah satu sumber kekuasaan,
disamping kemampuan khusus di bidang-bidang ilmu pengetahuan tertentu, serta
atas dasar peraturan-peraturan hukum.
Kekuasaan sesungguhnya terjadi di mana-mana. Pada umumnya
kekuasaan tertinggi berada dalam sebuah organisasi masyarakat yang sangat besar
yang bernama negara. Secara formal negara memiliki hak melaksanakan kekuasaan
tertinggi, dan bilaman perlu, digunakan paksaan dalam melaksanakan kekuasaan
tersebut. Negara pun membagi-bagikan kekuasaan yang lebih rendah
derajatnya, hal demikian dinamakan dengan kedaulatan. Kedaulatan dijalankan
oleh sekelompok kecil masyarakat sebagai ruling class dan setiap ruling
class selalu ada pemimpinnya.
Pelaksanaan kekuasaan pada kenyataannya seringkali tidak
semulus yang diharapkan oleh kaum yang berkuasa. Rasa ketidakpuasan dari yang
dikuasai dapat saja muncul karena perbedaan-perbedaan alam pikiran yang
menguasai dengan yang dikuasai. Untuk menjalankan kekuasaan secara lancar,
pihak penguasa senantiasa berusaha untuk mendapatkan dukungan dari yang
dikuasai. Hal ini untuk menyatakan bahwa kekuasaan yang diselenggarakan
memiliki legitimasi atau legal dan baik bagi masyarakat bersangkutan. Untuk
mendapatkan dukungan dari pihak lain, golongan yang berkuasa harus berupaya
menanamkan kekuasaannya melalui jalan menghubungkan dengan kepercayaan dan perasaan-perasaan
yang kuat di dalam masyarakat. Cara ini pada dasarnya terwujud dalam nilai dan
norma (Mosca, 1939, dalam Soekanto, 2003:269).
A.2. UNSUR-UNSUR SALURAN KEKUASAAN DAN DIMENSINYA
Kekuasaan yang dapat dijumpai pada interaksi sosial
antara manusia maupun antara kelompok mempunyai beberapa unsur pokok, yaitu:
1) Rasa takut, perasan takut
kepada penguasa membuat pihak lain memunculkan sikap patuh terhadap segala
kemauan dan tindakan penguasa yang ditakuti.
2) Rasa cinta, kecintaan akan
menghasilkan perbuatan-perbuatan yang baik. Sebagaimana halnya rasa takut,
kecintaan terhadap penguasa akan menimbulkan kepatuhan karena rasa menyenangkan
semua pihak.
3) Kepercayaan, kepercayaan
merupakan hasil dari hubungan simetris yang asosiatif. Dasar kepecayaan
didapatkan karena masing-masing pihak telah mengetahui pihak lain. Melalui rasa
kepercayaan, segala keinginan suatu pihak akan dilaksanakan pencapaiannya oleh
pihak lain, meski dalam tataran tertentu pihak ynag melaksanakan keinginan
tidak mengetahui secara pasti maksud dari pihak yang memiliki keinginan.
4) Pemujaan, memberi arti bahwa
penguasa adalah pihak yang dipuja. Akibatnya, apapun yang dilakukan oleh pihak
yang dipuja selalu benar, atau setidaknya dianggap sebagai kebenaran.
Apabila dilihat dalam masyarakat, maka kekuasaan di dalam
pelaksanaannya melalui saluran-saluran, sebagai berikut:
1. Saluran Militer, penguasa lebih cenderung menggunakan
paksaan dengan maksud menimbulkan rasa takut masyarakatnya, sehingga tunduk
pada kemauan penguasa.
2. Saluran Ekonomi, penguasa cenderung menguasai sendi-sendi
kebutuhan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. Penguasaan atas sendi
pemenuhan kebutuhan hidup tersebut membuat rakyat tidak memiliki pilihan lain
dan penguasa dapat melaksanakan perintah-perintahnya melalui peraturan-peraturan
yang disertai atribut sanksi.
3. Saluran Politik, penguasa membuat peraturan melalui
badan-badan yang bewenang dan sah menurut masyarakat. Hal ini dibuat untuk
meyakinkan dan memaksa masyarakat mentaati peraturan yang dikeluarkan penguasa.
4. Saluran Tradisional, terjadi menyesuaian antara tradisi
pemegang kekuasaan dengan tradisi yang ada dalam masyarakat. Kesesuaian
tersebut membuat pelaksaan kekuasaan dapat berjalan lancar.
5. Saluran Ideologi, doktrin-doktrin atau ajaran dikeluarkan
penguasa yang bertujuan menerangkan sekaligus menjadi pembenaran pelaksanaan
kekuasaannya. Doktrin dan ajaran yang dikeluarkan disampaikan secara berulang
dan masuk ke dalam ranah bawah sadar masyarakat, sehingga doktrin tersebut
terinternalisasi dalam jiwa masyrakatnya.
A.3 CARA MEMPERTAHANKAN KEKUASAAN
Setiap penguasa memiliki kecenderungan untuk
mempertahankan kekuasaannya. Manusia menurut hakikatnya selalu memiliki hasrat
untuk berkuasa, baik berkuasa untuk dirinya maupun berkuasa untuk pihak lain. Karenanya
mempertahankan kekuasaan menjadi hal yang penting dalam konteks penguasa,
diperlukan suatu cara untuk mempertahankannya, yaitu:
1. menghilangkan segenap peraturan-peraturan lama, terutama
dalam bidang politik
2. mengadakan sistem-sistem kepercayaan (belief-systems)
yang akan dapat memperkokoh kedudukan penguasa atau golongannya.
3. melaksanakan adminitrasi dan birokrasi yang baik.
4. mengadakan konsolidasi horizontal dan vertikal.
B.
WEWENANG
Wewenang merupakan kekuasaan yang ada pada seseorang atau
sekelompok orang yang memiliki dukungan atau mendapat pengakuan dari
masyarakat. Wewenang memiliki arti sebagai suatu hak yang telah
ditetapkan dalam tata tertib sosial untuk menetapkan kebijaksanaan, menentukan keputusan,
dan meyelesaikan pertentangan. Hak tersebut dapat diartikan sebagai hak yang
dimiliki oleh seseorang atau sekelompok orang; dengan demikian wewenang
memiliki tekanan pada hak bukan pada kekuasaannya. Kekuasaan tanpa wewenang
dapat dianggap kekuatan yang dianggap tidak sah oleh masyarakat. Kekuasaan
harus mendapatkan pengakuan dan pengesahan dari masyarakat agar kekuasaan
tersebut memiliki wewenang.
Bentuk-bentuk wewenang secara umum terbagi atas empat
bentuk, yaitu:
1. Wewenang kharismatis, tradisional,
dan legal
Wewenang
kharismatis tidak diatur oleh kaidah-kaidah melainkan pada kemampuan khusus
bersifat gaib pada diri seseorang. Wewenang tradisional merujuk pada kaidah
seseorang merupakan bagian dari kelompok yang sudah lama memiliki kekuasaan dalam
masyarakat. Wewenang rasional disandarkan pada kaidah atau sistem hukum yang
berlaku dan wewenangnya memiliki jangka waktu yang terbatas.
2. Wewenang resmi dan tidak
resmi
Wewenang
resmi bersifat sistematis, diperhitungkan, dan rasional. Wewenang tidak resmi
dapat merupakan hasil dari sifat kondisional dalam masyarakat, sehingga tidak
bersifat sistematis meski melalui perhitungan-perhitungan yang rasional.
3. Wewenang pribadi dan
teritorial.
Wewenang
pribadi bergantung pada solidaritas antara anggota kelompok dan berpusat pada
seseorang tanpa mengenal batas (contoh petani dengan buruh tani). Wewenang
teritorial menekankan pada sentralisasi wewenang yang didasarkan pada
wilayah tempat tinggal (contoh RT atau RW).
4. Wewenang terbatas dan menyeluruh
Dikatakan
wewenang terbatas apabila tidak mencakup semua sektor kehidupan atau terbatas
pada bidang tertentu. Wewenang menyeluruh adalah wewenang yang tidak terbatas
ada suatu bidang saja, melainkan pada keseluruhan bidang kehidupan masyarakat.
C.
KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)
Kepemimpinan memiliki makna kemampuan seseorang yang
diberi kekuasaan dan wewenang untuk mempengaruhi orang lain. Kepemimpinan dapat
dibedakan sebagai kedudukan dan sebagai proses sosial. Dari sudut kedudukan,
kepemimpinan adalah suatu kompleks dari hak dan kewajiban yang dapat dimiliki
oleh seseorang. Dari sudut proses sosial, kepemimpinan meliputi segala tindak
yang dilakukan seseorang atau kelompok yang menyebabkan respon gerak dari
masyarakat.
Kepemimpinan terbangun dari kemampuan seseorang dan
mendapat pengakuan masyarakat. Sifat kepemimpinan ada dua, yaitu kepemimpinan
formal dan kepemimpinan informal. Perbedaan antara keduanya didasarkan pada
landasan gerak, kepemimpinan formal dalam pelaksanaannya harus berada di atas
landasan-landasan atau peraturan-peraturan resmi sehingga daya cakupnya
terbatas; sementara kepemimpinan informal didasarkan pada pengakuan dan
kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat, sehingga memiliki ruang lingkup
tanpa batas-batas resmi.
C.1. SIFAT KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan merupakan hasil organisasi sosial yang telah
terbentuk atau sebagai hasil dinamika interaksi sosial. Di setiap kelompok akan
selalu terdapat individu yang melakukan peranan yang lebih aktif daripada
individu lain dalam kelompok tersebut. Hal itu merupakan awal terbentuknya
kepemimpinan. Munculnya kepemimpinan sangat diperlukan dalam keadaan-keadaan
upaya pencapaian tujuan suatu kelompok mengalami hambatan dan apabila suatu
kelompok mengalami ancaman dari luar. Pada kondisi demikian muncul individu
yang memiliki kemampuan menonjol yang diharapkan mampu menanggulangi segala
kesulitan yang dihadapi. Dengan kata lain, kepemimpinan akan muncul karena
dasar kebutuhan dari suatu kelompok.
Sifat-sifat yang disyaratkan bagi seorang pimpinan tidak
sama pada setiap masyarakat. Idealnya seorang pemimpin pada dasarnya adalah
seseorang yang peka atau mampu mengidentifikasi kebutuhan masyarakat dan
hambatan dalam pencapaian kebutuhan masyarakatnya. Diperlukan sikap idealis
ketimbang mementingkan jabatannya sebagai pimpinan. Tak jarang terjadi
perpecahan dalam masyarakat karena pemimpin dianggap tidak memiliki kapasitas
bagi masyarakat untuk mencapai tujuan atau kebutuhan mereka.
Beberapa kebudayaan menggambarkan tugas seorang pemimpin
sebagai contoh tauladan bagi seluruh anggota masyarakat. Pemimpin harus
memiliki karakter dan menjelaskan cita-citanya kepada masyarakat dengan
cara-cara yang jelas dan menentukan tujuan umum serta mengantisipasi segala
hambatan yang terjadi atau mungkin terjadi dikemudian hari. Selain itu pemimpin
juga harus dapat mengikuti kehendak masyarakat, seorang pemimpin harus turut
merasakan apa yang menjadi kebutuhan dan apa prioritas yang diinginkan oleh
warganya. Pemimpin pun memiliki tugas sebagai pengawal perkembangan masyarakat
agar tidak keluar dari norma-norma dan nilai-nilai yang dipandang berharga oleh
warga masyarakat. Secara ringkas, sendi kepemimpinan adalah harmoni; memiliki
fungsi membimbing masyarakat.
C.2. SANDARAN KEPEMIMPINAN DAN KEPEMIMPINAN EFEKTIF
Seorang pemimpin harus memiliki sandaran atau basis
kemasyarakatan (social basis). Pemimpin, bagaimanapun sangat erat
hubungannya dengan masyarakat dan menjadi fokus utama baik dari dalam maupun
dari luar teritori masyarakat. Kekuatan kepemimpinan ditentukan oleh suatu
lapangan kehidupan masyarakat yang pada waktu tertentu mendapatkan perhatian
khusus dari masyarakat (cultural focus).
Setiap kepemimpinan harus mewujudkan tercapainya
kepemimpinan yang efektif dengan memperhitungkan social basisnya. Perhitungan
tersebut guna menghindarkan dari ketegangan-ketegangan dan juga menghindarkan
kepemimpinan dibawah aturan pihak lain yang mengemudikan atau terhindar dari
kepemimpinan boneka.
Pemimpin yang efektif kelihatannya tidak mempunyai
sifat-sifat yang berbeda dengan mereka yang tidak efektif sehingga para ahli
perilaku dalam ilmu manajemen tidak lagi meneliti
tentang apa persyaratan (kriteria) seorang pemimpin yang efektif melainkan
meneliti hal-hal yang dilakukan oleh pemimpin yang efektif. Bagaimana mereka
mendelegasikan tugas, mengambil keputusan,
berkomunikasi, dan memotivasi warganya. Perilaku pemimpin merupakan sesuatu yang dapat dipelajari,
jadi seseorang yang dilatih kepemimpinan yang tepat akan menjadi pemimpin yang
efektif.
Perilaku pemimpin ini disebut juga gaya kepemimpinan (style of leadership). Berbagai gaya kepemimpinan telah
diteliti dan ditemukan bahwa setiap pemimpin telah diteliti dan ditemukan bahwa
setiap pemimpin bisa mempunyai gaya kepemimpinan yang berbeda antara yang satu
dengan yang lain, dan tidak mesti suatu gaya kepemimpinan yang satu lebih baik
atau lebih jelek daripada gaya kepemimpinan yang lainya.
Para ahli mencoba mengelompokkan gaya kepemimpinan dengan menggunakan sutu
dasar tertentu. Dasar yang sering dipergunakan adalah tugas yang dirasakan
harus dilakukakan oleh pemimpin. Ada berbagai gaya kepemimpinan antara lain :
1. The authocratic leader
Seorang pemimpin yang
otokratik menganggap bahwa semua kewajiban untuk mengambil keputusan, untuk
menjalankan tindakan, dan untuk mengarahkan tindakan, dan untuk mengarahkan,
memberi motivasi dan mengawasi masyarakat terpusat ditangannya.
Seorang pemimpin yang otokratik mungkin memutuskan, dan punya perasaan bahwa warganya tidak mampu untuk baranggapan mempunyai
posisi yang kuat untuk mengarahkan dan mengawasi pelaksanaan pekerjaaan dengan
maksud untuk meminimumkan penyimpangan dari arah yang ia berikan.
2. The Paticipative Leader- Cara
Demokratis
Pemimpin menggunakan gaya partisipasi ia menjalankan kepemimpinan
dengan konsultasi. Ia tidak mendelegasikan wewenangnya untuk membuat keputusan
akhir dan untuk memberikan pengarahan tertentu kepada warga atau anggota
kelompoknya. Tetapi ia mencari
berbagai pendapat dan pemikiran dari warga mengenai keputusan yang akan diambil. Pemimpin
dengan gaya partisipatif akan mendorong kemampuan mengambil keputusan dari warganya sehingga pikiran–pikiran mereka akan
selalu meningkat dan matang. Para warga masyarakat juga didorong agar meningkatkan kemampuan
mengendalikan diri dan menerima tanggung jawab yang lebih besar. Pemimpin akan
lebih supportiv” dalam kontak dengan anggota
masyarakat dan bukan menjadi
bersikap diktator. Meskipun demikian, wewenang terakhir dalam pengambilan keputusan terletak pada pimpinan.
3. The Free Rein Leader- Cara Bebas
Dalam gaya kepemimpinan free rein pemimpin bersifat pasif. Ia mendelegasikan wewenang untuk mengambil keputusan
kepada warga masyarakat. Pada prinsipnya pimpinan menyerahkan tujuan sepenuhnya pada
kelompok. Disini pimpinan
menyerahkan tanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan tersebut kepada para anggota
masyarakatnya. Dalam artian pimpinan
menginginkan agar masyarakat mampu mengendaliakan diri mereka sendiri di dalam menyelesaikan pekerjaan
tersebut. Pimpinan tidak akan membuat peraturan-peraturan tentang pelaksanaan
pekerjaan tersebut, melainkan menyediakan sarana yang diperlukan oleh
kelompok atau warga masyarakatnya, dan
hanya para bawahan dituntut untuk memiliki kemampuan/keahlian yang tinggi,
sementara ia berada di tengah kelompok dan berperan sebagai penonton.
Ketiga kategori tersebut dapat berlangsung secara bersamaan
karena cara atau metode yang terbaik seringkali bergantung pada situasi yang
dihadapi. Karenanya pemimpinpun dituntut memiliki keluwesan bertindak sesuai
dengan situasi yang terjadi.
sangat bermanfaat,, mkasih infonya sob..
BalasHapusTerimakasih info'nya Gan..
BalasHapusSangat bermanfaat....!!!
assalam...bisa bantu ngk? ada tugas nihh
BalasHapusMaterinya bagus. Silahkan kunjungi blog duobos,blog ini sharinh seputar tutorial, info, info unik, informasi penting lainya,blogger, page one, wapper, website, blog, tips dam trik, adsense, dan lainnya yang penting dan sangat bermanfaat di Duobos.blogspot.com
BalasHapusazmp3.club musik download kumpulan song lagu top chart hits pop indonesia dengan mudah free, lagu malaysia populer, musik minang hits, lagu dangdut dan koplo enak mantap, k-pop or j-pop new hits , lagu religi khasidah, muratal quran, hip-hop, reggae musik enak populer, azmp3 tempat download laguberbagai jenis musik atau lagu yang dapat diunduh dengan mudah secara free alias gratis, disana bisa melihat top chart lagu, populer dan hits hanya di azmp3 club
BalasHapusmatikiri k-pop musik tempat download lagu musik k-pop/j-pop terbaru hits, top chart itunes/joox k-pop korean music, download lagu full album korean music k-pop mv music, ost drama korean populer, download lagu boyband korean k-pop, girlband k-pop , mamamoo, blackpink, bts, red velvet, taeyon, snsd, chen exo, hyorin, oh my girl, big bang, shine, twice, winner, txt, exo, izone, super m, seventeen, nct, ikon, nuest hits populer top chart, download lagu di matikiri.club mudah dan lengkap k-pop. download single k-pop and full album k-pop